Bimbingan Mahasiswa Magang PKL Politani di Laboratorium PPV dalam Berbagai Jenis Pengujian

PELATIHAN PELAKU PENGOLAHAN HASIL PETERNAKAN MENUJU EKSPOR

PENGAJUAN PEMBAYARAN KELOMPOK PENERIMA BANTUAN HIBAH (UANG)

Kegiatan Koordinasi terkait pengajuan pembayaran kelompok penerima bantuan hibah (uang) untuk ternak ayam dan babi TA. 2022

Penyebaran Informasi Peternakan melalui media elektronik

UPTD VETERINER. DINAS PETERNAKAN PROVINSI NTT LAKSANAKAN PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI PETUGAS LABORATORIUM KESWAN KESMAVET

Berita Disnak. 2022-03-25

Kota Kupang –Peningkatan kompetensi petugas laboratorium veteriner sangat diperlukan dalam mendukung keberhasilan program kesehatan hewan dan kesmavet di Provinsi Nusa Timur. Tanggal 23 -24 maret 2022. UPTD Veteriner Dinas Peternakan Provinsi NTT melaksanakan pelatihan untuk petugas kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, yang telah berlangsung Tanggal 23 -24 Maret 2022 di Aula UPTD Veteriner. Pelatihan ini dibuka oleh PLH Kepala Dinas Kabid Pembibitan dan Produksi Ternak Dinas Peternakan NTT yang didampingi Dr. drh. Ewaldus Wera, MSc dari Politani Pertanian yang sekaligus sebagai salah satu narasumber dalam training ini dan para pejabat UPTD Veteriner.

Training ini sangat penting bagi petugas laboratorium untuk meningkatkan pengetahuannya tentang pengujian laboratorium veteriner dan memahami epidemiologi veteriner dalam melakukan analisis data keswan kesmavet untuk dapat memberikan masukan bagi pengambil kebijkanan di bidang keswan dan kesmavet.

Dalam kegiatan ini juga mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan metoda pengujian khususnya PCR (Polymerase Chain Reaction ) untuk penyakit African Swine Fever dan analisa statistik hasil-hasil pengujian laboratorium, jejaring kerja dan kolaborasi peningkatan laboratorium veteriner di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Materi lain yang juga disampaikan pada kegiatan ini yaitu bagaimana cara mendiagnosa penyakit hewan melalui pemeriksaan parasit internal dan parasit darah, cara mengisolasi bakteri dan pewarnaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri, dan metode pengujian differential leukosit yang dapat menghitung jenis-jenis leukosit pada sampel darah. Selain itu disampaikan juga metode pengujian cemaran mikroba, pengujian zat aditif dan khemis pada produk pangan asal hewan sehingga bisa mendeteksi bakteri dan kandungan lain yang ada pada bahan pangan asal hewan (daging, susu dan telur).

Ada hal penting yang perlu terus ditingkatkan dalam rangka peningkatan kapasitas laboratorium yaitu ; penguatan kapasitas diagnosis, fasilitasi jejaring laboratorium antara kabupaten dan provinsi, peningkatan laboratorium biosafety dan jaminan kualitas pelayanan laboratorium

Training dilaksanakan secara luring dan daring yang diikuti peserta dari kabupaten dan provinsi dengan materi dan pembicara antara lain Pedoman penyidikan penyakit zoonosis berbasis statistik oleh Dr. drh Petrus Malo Bulu, MVsc; Analisis faktor resiko pengendalian penyakit oleh Dr. drh Ewaldus Wera MSc; materi tentang Metoda pengujian PCR dalam melakukan diagnosa penyakit oleh ibu Fainmarinat Inabuy, PhD

Dengan peningkatan kemampuan analisis data berbasis statistik dan pengembangan metode pengujian khususnya PCR ini diharapkan Laboratorium Veteriner mampu melakukan pengujian dengan baik dan dapat membantu keberhasilan program kesehatan hewan dan kesmavet di Provinsi NTT. #admin

https://youtu.be/vNbqyUROQo8

Kelebihan Menutupi Kekurangan

Pembuatan Silase

Ternak adalah salah satu komoditi andalan Propinsi Nusa Tenggara Timur. Pengembangan ternak sangat ditentukan oleh daya dukung wilayah, khususnya ketersediaan pakan berupa hijauan pakan (rumput dan leguminosa) dan limbah pertanian/perkebunan. Hijauan pakan ternak dapat bersumber dari rumput alam maupun rumput yang dibudidayakan.  Permasalahan utama dalam budidaya ternak ruminansia adalah tidak terpenuhinya jumlah dan kecukupan nilai nutrisi yang disebabkan ketersediaaan pakan yang tidak terus menerus (kontinyu) sepanjang tahun.

Pengolahan pakan ternak secara basah yang dikenal dengan silase adalah pakan yang telah diawetkan dan diproses dari bahan baku  berupa tanaman hijauan, limbah industri pertanian, serta bahan pakan alami lainnya, dengan jumlah kadar/ kandungan  air pada tingkat tertentu, kemudian dimasukkan dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara  yang biasa disebut dengan silo (drum, bak, atau kantong plastik), selama tiga minggu. Silase yang terbentuk karena proses fermentasi ini dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama tanpa banyak mengurangi kandungan nutrisi dari bahan bakunya.

Pelaksanaan Pembuatan Silase ini dilakukan beberapa tahap antara lain:

  1. Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan pengolahan pakan ternak secara basah (silase) adalah :

  • Cooper atau alat potong
  • Drum atau plastik
  • Terpal
  • Rumput/Limbah Pertanian
  • Dedak padi
  • Gula aren / Gula lontar
  • EM4 untuk peternakan
  • Air secukupnya
  • Cara Kerja :
  • Rumput/limbah pertanian dipotong dan dilayukan kurang lebih 12 – 24  jam
  • Rumput/limbah pertanian yang telah layu dicacah
  • Siapkan air dicampur dengan gula dan EM4 dengan perhitungan sebagai berikut EM4 1 liter digunakan untuk rumput/limbah pertanian 1000 kg sedangkan air disesuaikan dengan kondisi rumput/limbah pertanian.
  • Rumput/limbah pertanian dicampur dengan dedak padi kemudian dibasahi dengan air yang sudah tercampur dengan gula dan EM4.
  • Masukan ke drum atau plastik dan ditekan hingga padat
  • Simpan di tempat teduh
  • 21 hari Silase sudah dapat diberikan kepada ternak

Apabila proses pengawetan dilakukan dengan baik dan benar maka silase akan bertahan sampai 2 tahun.

DATA TERNAK BESAR 2021