Pemprov NTT Bakal Bangun Pabrik Pakan Ternak

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Kamis, 26 Nov 2020 12:02 WIB

Jakarta, CNN Indonesia — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan membangun pabrik pakan ternak di Pulau Timor untuk mendukung pembangunan sektor peternakan di wilayahnya.
“Tim penyusun studi kelayakan pembangunan pabrik industri pakan ternak sedang melakukan persiapan dan dipastikan terealisasi pada 2021 nanti,” terang Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, seperti dilansir Antara, Kamis (26/11).

Ia mengatakan proses pembuatan pakan ternak di NTT dilakukan dari bahan dasar jagung dan marungga, termasuk juga limbah ikan yang akan diproses menjadi tepung ikan.

Menurut Viktor, persediaan bahan baku telah tersedia dengan baik. Karenanya, proses pembangunan pabrik sudah bisa dilakukan dan perlu didukung dengan kajian bisnisnya.

“Begitu persediaan bahan baku ada, rantai nilainya sudah ada, data hasil penelitiannya cukup, ukuran bisnisnya ada, berarti pabrik pakan ternak di NTT sudah bisa dibangun,” imbuhnya.

Ia juga ingin memastikan ada suplai yang mendukung pembangunan pabrik. “Pengusaha yang akan bekerja sama harus memperhatikan dengan benar, sehingga ada kejelasan dan pabrik ini berjalan dengan baik,” jelasnya.

Diharapkan, NTT mampu menyediakan pakan ternak ayam dan babi. Ke depan, memproduksi pakan ikan.

Karantina NTT Catat Transaksi Bisnis Hewan Ternak Antar Daerah Capai Rp 81,8 M


Reporter: Antara
Editor: Martha Warta Silaban
Selasa, 20 Juli 2021 14:56 WIB

Petugas memberi minum pada hewan ternak di Argo Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu, 16 Januari 2021. Usai diresmikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada 15 Januari kemarin, Agro Edukasi Wisata menjadi tempat alternatif liburan di akhir pekan bagi warga untuk memahami konsep urban farming, sekaligus edukasi mengenai sektor pertanian dan peternakan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Kupang – Karantina Pertanian Ende, provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat selama semester satu, bisnis hewan ternak antar daerah alami kenaikan dengan nilai transaksi mencapai Rp 81,8 miliar.
“Sampai dengan pertengahan Juli 2021 ini, pengiriman hewan besar seperti sapi, kerbau, kuda dan kambing dari Pulau Flores dan Lembata mencapai 27.962 ekor dengan nilai Rp 81,8 miliar,” kata Kepala Karantina Pertanian Ende, Konstan seperti dikutip dari ANTARA Kupang, Selasa, 20 Juli 2021.

Catatan itu berdasarkan pada data sistem perkarantinaan, Indonesia Quarantine Full Automation System-red (IQFAST) Karantina Pertanian Ende. Hewan ternak yang dilalulintaskan mengalami peningkatan jika dibandingkan pada periode yang sama bulan Juli 2020, Year on Year (YoY). “Kenaikan mulai dari 56,7 persen untuk lalu lintas tiap jenis hewan ternak besar ke daerah lain.”
Kostan menjelaskan jumlah ternak sapi yang dilalulintaskan mengalami peningkatan pada tahun 2021 yakni sebanyak 4.725 ekor dengan frekuensi 152 kali atau naik 56,7 persen yang pada tahun 2020 hanya 3.014 ekor dengan frekuensi 71 kali.
Kemudian kerbau dari 736 ekor dengan frekuensi 36 kali meningkat pada tahun 2021 menjadi 1.672 ekor dengan frekuensi 87 kali atau naik 127,7persen. Sementara Kuda dari 104 ekor dengan frekuensi 23 kali menjadi 360 ekor dengan frekuensi 70 kali atau naik 246,1persen.
Kemudian yang terakhir adalah hewan kambing dari semula 10.920 ekor dengan frekuensi 155 kali menjadi 21.205 ekor dengan frekuensi 481 kali atau naik 94,1 persen.
Hewan ternak itu dikirim ke beberapa wilayah di nusantara seperti Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Jawa Barat. Dan ia mengakui menjelang Idul Adha baik tahun 2021 dan tahun-tahun sebelumnya lalu lintas hewan ternak besar mengalami peningkatan.
“Kami melakukan pengawasan di tempat pengeluaran di seluruh wilayah Flores dan Lembata. Tindakan karantina dilakukan sebelum hewan dilalulintaskan, untuk memastikan komoditas asal sub sektor peternakan ini sehat, layak dan aman dikonsumsi oleh masyarakat,” imbuhnya.
Kostan menambahkan, bahwa pihaknya mendorong para peternak melalui kerja sama, pendampingan dan juga percepatan pelayanan tindakan karantina.
Ia pun mengajak agar pelaku agribisnis dan investor dapat bersama-sama menggerakkan subsektor peternakan di Pulau Flores, sehingga peternakan bisa lebih maju, mandiri, dan modern.